Wisata Hati di Makam Wali

Makam Sunan Kalijaga menjadi tempat untuk menata hati para peziarah
Makam Sunan Kalijaga menjadi tempat untuk menata hati para peziarah

Demak mewarisi artefak spiritual yang masih berdenyut hingga kini. Secara historis kota ini menjadi tempat berkumpulnya para wali, yang kita kenal sebagai Walisongo, dalam menyiarkan agama Islam di tanah Jawa. Tak salah jika kota Demak dijuluki sebagai Kota Wali.

Momunem historis, sekaligus monumen spiritual, yang masih ada dan selalu dikunjungi oleh wisatawan atau peziarah adalah Makam Sunan Kalijaga. Makam wali yang bernama Raden Syahid ini terletak di Desa Kadilangu, sekitar 2 km dari Masjid Agung Demak.

Komplek Makam Sunan Kalijaga ini juga menjadi “pesarean” sejumlah tokoh-tokoh penting, seperti bangsawan, ulama, dan keturunan Sunan Kalijaga.

Saban harinya, ribuan orang mengunjungi Makam Sunan Kalijaga. Makam Sunan Kalijaga ini menjadi wisata spiritual. Orang-orang mengunjungi (ziarah) makam wali ini untuk mendekatkan diri pada Sang Ilahi dan menata hati. Ada juga yang meminta keberkahan hidup melalui wasilah sang wali.

Ada tradisi setiap malam Jum’at Kliwon yang membuat suasana di Kota Demak, khususnya komplek pemakaman Sunan Kalijaga, menjadi sangat ramai. Ya, pada malam Jum’at Kliwon orang-orang berdatangan untuk berziarah, berdzikir, atau berdoa di makam sang wali.

Di sisi Pesarean Sunan Kalijaga, tepatnya di jalur keluar makam sunan, terdapat gentong berisi air sumur peninggalan Sunan Kalijaga. Peziarah bisa meminum air gentong itu secara langsung atau membawanya pulang dengan botol. Air itu diyakini memiliki karomah atau kekuatan supranatural.

Makam Sunan Kalijaga ini biasanya menjadi paket wisata religi dengan Masjid Agung Demak. Rasanya tidak afdhal jika wisatawan berziarah ke makam, tapi tidak singgah di Masjid Agung Demak. Begitu juga sebaliknya. (kabardemak.com/syafa’)

Tinggalkan komentar